WASHINGTON - Tindak kekerasan apa pun itu bentuknya memang dapat menimbulkan pengaruh negatif. Kekerasan orang tua kepada anak misalnya, dapat menimbulkan trauma yang mempengaruhi kehidupan di masa dewasanya.
Salah satu bentuk tindak represif yang sering dilakukan di antaranya adalah memukul pantat (spanking). Memukul pantat sebagai sebuah hukuman fisik secara umum memang masih menjadi perdebatan. Pertanyaan yang kerap timbul adalah apakah tindakan ini efektif untuk menanamkan kedisiplinan, dan apakah atau pada poin mana tindakan ini dapat disebut sebagai kekerasan pada anak.
Namun jika kita mau mempertimbangkannya sebagai bentuk kekerasan, tindakan spanking ternyata tak bisa dianggap enteng. Bukti bahwa hukuman fisik seperti spanking menimbulkan efek negatif pada anak diungkapkan oleh sebuah penelitian yang dipublikasikan American Psychological Asosiation (APA), Kamis (28/2).
Hasil riset itu menyebutkan, anak-anak yang mendapat perlakuan kasar dari orang tua seperti hukuman pukul pantat berisiko mengalami penyimpangan atau gangguan seksual ketika dewasa.
Temuan ini merupakan hasil analisis empat riset yang dilakukan oleh Murray Straus, direktur Family Research Laboratory di Universitas New Hampshire-Durham. Salah satu kesimpulannya menyatakan, anak-anak yang orang tuanya sering memukul pantat, menampar, memukul atau melemparkan barang kepada mereka memiliki risiko lebih besar secara fisik atau verbal melakukan pemaksaan seks pada pasangannya, menunjukkan perilaku seks berisiko atau bahkan berbuat seks masokistik, termasuk merangsang pasangan dengan cara spanking.
"Penyiksaan pada anak dapat meningkatkan peluang terjadinya gangguan masalah seksual, meskipun penyebabnya bisa terpisah-pisah ," kata Straus.
Elizabeth Gershoff, asisten professor di University of Michigan-Ann Arbor, yang melakukan kajian terhadap sebuah riset selama 80 tahun tentang spanking pada 2002, dalam buletin American Psychological Association berpendapat, penelitian yang dilakukan Straus tampaknya yang pertamakali mengkaitkan antara spanking dengan problem seksual.
Gershoff mengatakan, meskipun kebanyakan anak-anak pernah mendapat hukuman spanking dari orang tunnya (85% dari sebuah survei 2007), problem yang terjadi akan sangat tergantung dari bagaimana cara anak-anak memproses spanking.
"Mereka mungkin akan menginternalisasi tindakan itu dengan pemahaman bahwa dalam hubungan cinta kasih terkadang ada rasa sakit atau agresi fisik ," ujarnya.
Kemungkinan lainnya adalah memahaminya dengan anggapan "Siapapun yang lebih kuat dan punya kekuasaan dapat menaklukan orang lain dan menggunakan agresi fisik untuk mengendalikan perilaku orang lain."
Sementara itu peneliti seksualitas manusia John DeLamater dari University of Wisconsin mengatakan bahwa kaitan antara problem seksual dengan spanking merupakan sebuah lompatan besar.
"Ada satu dari banyak elemen yang mungkin saja berkontribusi atas timbulnya problem seksual atau seks berisiko, namun temuan ini merupakan sebuah langkah besar," katanya.
Straus (81) yang juga profesor sosiologi menegaskan bahwa banyak anak-anak yang mendapat hukuman spanking kemudian bebas dari kerugian jangka panjang. Ia sendiri mengaku terkadang memukul pantat anaknya meski kemudian menjadikannya sebagai kritik yang membangun.
Empat analisa studi yang dilakukan Straus rencananya akan dipresentasikan dalam pertemuan APA yang membahas tentang tindak kekerasan dan kekejaman dalam sebuah hubungan di Bethesda.
Dua riset terbaru yang dianalisa Straus meneliti tentang pemaksaan seksual dan perilaku berisiko di antara 14.252 pelajar mulai 2001 hingga 2006. Riset yang ketiga yang melibatkan 440 pelajar SMA di New Hampshire, meneliti tentang seks berisiko seperti hubungan seks sebelum menikah tanpa menggunakan kondom. Riset keempat meneliti 207 pelajar di Northeast dan terfokus pada seks masokistik.
Pada setiap kasus , Straus menemukan bahwa mereka yang pernah mengalami hukuman fisik mengalami kecenderungan dan kemungkinan melakukan pemaksaan seks, seks berisiko atau seks masokistik .
Robert Larzelere dari Oklahoma State University, yang meneliti metode-metode kedisiplinan orang tua mengatakaan literatur tentang efektivitas spanking untuk memperbaiki perilaku anak masih sangat bervariasi . "Seperti halnya sebuah taktik kedisiplinan, itu tergantung dari bagaimana cara menggunakannya,¨ tegas Larzalere.
AC
suber : us today
[KOMPAS]
Popular Posts
-
Bahayanya Sumpit Kayu......... Mungkin Sobat-sobat sudah ada yang tahu, mungkin juga ada yang belum tahu cara pembuatan sumpit kayu yang...
-
Sin cia atau Imlek sama seperti tahun baruNasional dan tahun baru Hijriah, arti dari kata sin cia adalah sin=baru cia=bulan pertama ( penul...
-
Jenny Cortez Foto telanjang Jenny Cortez, yang berperan di film Air terjun Pengantin dan yang terbaru film berjudul Pemburu Hantu ini...
-
Setelah mendatangkan Maria Ozawa alias Miyabi, produser KK Dheeraj kini menghadirkan Tera Patrick. Tera Patrick adalah bintang film panas as...
-
Inilah sedikit kisah tentang Shi Jindian yang mungkin menarik minat Anda. Shi Jindian membuat patung menggunakan baja ringan, transparan, ...
-
Ruth Flowers seorang nenek-nenek berumur 69 tahun " nge-DJ " pertama kali di Electro Festival, Amerika disaksikan 3.000 orang peng...
-
Dia nekat turun menggunakan tali, mengenakan baju anti-api dan tabu Aksi Drew Bristol, pendaki nekat di Gunung Marum (Daily Telegrap...
-
Mungkin sobat-sobat sudah tidak asing lagi dengan modus penipuan melalui SMS. " Anda memnadapatkan hadiah sebuah mobil dari xxxxxx, ha...
-
Ditempat inilah para pramugari-pramugari cantik dan seksi dari maskapai penerbangan seperti Singapoe Airline (SQ), KLM, Air Canada, Air Ais...
-
Perempuan gemuk dianggap simbol kecantikan dan kemakmuran. Tradisi ini ditentang. Warga di Mauritius, sebuah negara kepulauan di barat day...
Blog Archive
-
▼
2009
(41)
-
▼
Oktober
(22)
- Menu fetus bayi hasil aborsi di restauran taiwan
- Devil people in East Asia (Scary)
- BAIKUT - Sop Janin (foto)
- BAIKUT - Sop Janin
- Gempa di Sumatera Barat
- Terapi Bagi Individu dengan Autisme
- Penanganan Autisme di Indonesia
- Gejala Autisme
- Autisme
- Story Of Junko Furuta
- Jika Si Kecil Tidak Mau Sekolah
- Memilih Pengasuh Yang Bisa Dipercaya
- 6 Bulan, Angka Kriminal Anak di Bawah Umur Tinggi
- Menaklukkan Anak Pembangkang
- Anak Sering Makan Permen dan Coklat Bisa Picu Keke...
- Risiko Anak Kecil Bekerja
- Pencatatan Kelahiran
- Perlindungan Anak
- Tanda Anak Menjadi Korban Kekerasan Seksual
- Siksaan pada Anak Sebabkan Penyimpangan Seks
- Meningkat, Kekerasan Terhadap Anak di Babel
- Kekerasan Pada Anak, Seram!
-
▼
Oktober
(22)
0 komentar:
Posting Komentar