Menaklukkan Anak Pembangkang

Jakarta, Orangtua kadang suka sangat kesal jika sang anak tidak mau menuruti kata-katanya atau membangkang. Anak yang membangkang biasanya merupakan bentuk dari kebebasannya serta untuk mengembangkan identitasnya. Anak yang membangkang tidak bisa dilawan dengan kekerasan, tapi harus dengan cara yang lembut dan sabar.

Untuk bisa memahami kebiasaan dari si anak, orangtua memerlukan cara untuk memberikan respons yang benar. Anak yang memiliki masalah dengan kelakuannya khususnya membangkang, bisa jadi sulit untuk ditangani, karena anak-anak sering memberikan argumen dan reaksi emosional yang keras kepada orang tuanya.

Ada beberapa hal yang bisa dilakukan oleh orangtua untuk menangani anak yang membangkang, seperti dikutip dari eHow, Kamis (24/9/2009):

  1. Persiapkan diri untuk menerima reaksi yang tidak diharapkan. Anak yang membangkang memiliki ketrampilan untuk melawan pada waktu yang tidak bisa ditentukan. Jadi orangtua harus mempersiapkan diri untuk mengatasi perlawanan dari sang anak dan cara menentang anak yang selalu tidak bisa diprediksi.
  2. Menghindari memberikan argumen balik ke anak. Hal ini bisa memicu timbulnya masalah, kadang anak pembangkang menemukan argumen yang bisa memicu orangtua untuk memberikan argumen balik. Sebaiknya orangtua cukup mengatakan bahwa "Saya sangat mencintaimu untuk melakukan argumentasi denganmu, dan kita akan berbicara kembali setelah merasa tenang".
  3. Fokus tentang apa yang harus dilakukan. Untuk itu hindari pernyataan yang tidak bisa dikontrol oleh orangtua. Jika ingin menyuruh anak mengerjakan tugas sekolah, orangtua bisa mengatakan "Tugas sekolah lebih penting untuk dikerjakan sebelum menonton televisi, jika tidak mau mengerjakan tugas maka televisi akan dimatikan".
  4. Jika orangtua mulai kehilangan kendali, ambilah sedikit waktu untuk menenangkan diri. Berseteru dengan anak sendiri bisa menghabiskan energi tersendiri. Jika orangtua tidak tenang dan tidak bisa mengontrol diri, maka perseteruan tersebut bisa melukai orangtua dan anak itu sendiri.
  5. Orangtua harus tetap mempertahankan sikap positif. Konsekuensi yang harus diberikan adalah mengajarkan anak untuk memikirkan dampak dari sikapnya tersebut terhadap kehidupan dan hubungannya dengan siapapun. Hal ini penting untuk menjaga indra kebebasan si anak dan secara langsung akan mengajarkan anak mengenai hal-hal positif serta bisa fokus terhadap pilihannya.
  6. Menghindari penggunaan sindiran yang tajam. Kata-kata sindiran dan teriakan saat berseteru bisa membahayakan hubungan antara orangtua dengan anak.
  7. Cobalah memberikan penghargaan yang positif saat anak mau mendengarkan kata-kata orangtuanya. Dengan pemberian hadiah tersebut bisa menjadi awal untuk membangun hubungan yang lebih baik antara orangtua dan anak.

Vera Farah Bararah - detikHealth

0 komentar: